Oleh: Ahmad Harisuddin
Pernahkan Anda menyimak sebuah lagu melayu dengan lirik di bawah ini? Terlepas dari persoalan hukum agama tentang nyayian, kiranya tidaklah salah kita simak lirik berikut,Umpan Jinak di Air Tenang karena dia mengandung butiran hikmah yang merupakan “idaman” orang beriman, sehingga di manapun dia terletak harus kita ambil manfaatnya.
Madah berbunga alun suara//Terdengar merdu hanya dendangan//Wajah yang indah ditatap saja//Hati yang satu digadai jangan
Jangan tergoda bintang di awan//Kalau terbitnya di siang hari//Jinak merpati makan di tangan//Jangan dikurung di sangkar hati
Seribu senyum seribu makna//Mungkin di kuntum racun yang bisa//Kalau terkorban jiwa merana//Seribu sesal apa gunanya
Merdu didengar indah dipandang//Awaslah umpan di air tenang//Kasih dan budi bukan mainan//Tergadai hati jiwa tebusan
A sweet traditional poetry from malay….sehingga kita akan sampai kepada kesimpulan betapa pentingnya menjaga hati. Sebab, hati itu merupakan bagian penting dari ruh manusia, laksana cermin yang akan memantulkan pelbagai sikap dan tingkah laku kita, apakah ia baik ataukah jahat, semua tergantung hatinya..
Budi yang baik akan selalu dirindukan oleh setiap hati yang normal, dan kebaikan itu juga akan menarik hati untuk membalasnya dengan budi yang baik pula. Hutang emas boleh dibayar, hutanglah budi dibawa mati, demikian pepatah Melayu berujar. Tetapi yang juga perlu diingat, boleh jadi kebaikan budi itu adalah fitnah. Ya, fitnah sebagaimana peristilahan Islam yang akan menggelincirkan kita dari jalan yang lurus. Sebab, kasih dan budi bukanlah mainan, dan jika hal itu dianggap mainan, bersiaplah tergadainya hati sehingga jiwa kitalah yang akan jadi tebusan…
Luar biasa…
Salam dari Tanah Banjar